Senin, 27 Desember 2010

psikologi perkembangan usia 0-2 tahun

LAPORAN PENELITIAN
AKTIVITAS ANAK USIA 0-2 TAHUN

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu : Drs. Ichsan, M.Pd






Disusun oleh:

Masri’ah 09410085
Prodi PAI/F

FAKULTAS TARBIYAH dan KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Anak adalah aset yang sangat berharga bagi sebuah Negara. Anak akan menjadi generasi penerus yang pada masa nanti akan menentukan perkembangan suatu Negara. Anak-anak yang terdidik dan berkualitas secara intelektual, mental dan spiritual akan berkembang menjadi orang dewasa yang berkompetendan menjalankan roda kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga kelangsungan dan martabat Negara dapat terjamin.
Menurut Jean Jeaques Russeau dalam bukunya yang terkenal yaitu “Emile eu du I’education pada usia 0-2 tahun adalah masa asuhan. Masa ini merupakan peletakan dasar bagi kehidupan anak, oleh karena pada tahun ini terletak dasar-dasar kebanyakan pola tingkah laku, pola-pola yang mengungkapkan emosional terbentuk pada masa ini.
Masa bayi juga merupakan usia yang ‘’menarik’’. Ketakberdayaan anak dari ketergantungannya sangat menarik bagi orang yang dewasa maupun bagi anak-anak lainnya yang lebih tua. Pada masa ini anak mudah dikendalikan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana aktivitas anak pada usia 0-2 tahun?
2. Apa yang membedakan anak laki-laki dan perempuan pada usia 0-2 tahun?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang diharapkan dari laporan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui aktivitas anak pada usia 0-2 tahun
2. Untuk mengetahui perbedaan mendasar antara anak laki-laki dan perempuan pada usia 0-2 tahun

D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan bagi penulis pada laporan penelitian aktivitas anak usia 0-2 tahun adalah:
3. Laporan penelitian disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah psikologi perkembangan.
4. Menambah pengalaman dan pengetahuan ilmu tentang dunia anak, khususnya sebagai calon ibu.
5. Untuk pembelajaran dan observasi lapangan tentang dunia anak secara langsung.





















BAB II
METODE PENELITIAN

A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN
Dalam penelitian aktivitas anak usia 0-2 tahun, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang lebih menekankan pada analisis pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antara bayi laki-laki dan perempuan pada usia 0-2 tahun yang diamati.

B. KEHADIRAN PENELITI
Peneliti dalam melakukan penelitian dengan berkunjung langsung kerumah subjek yang diteliti atau mengamati anak ketika melakukan aktivitas di luar rumah yang di dampingi oleh orang tua. Jadi, peneliti menanyakan langsung tentang kegiatan anak kepada orang tua. Penelitian di lakukan dari ahir November sampai desember awal.

C. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian anak usia 0-2 tahun pada laki-laki dan perempuan berada di daerah Jl. Babadan RT 15 RW 16 Banguntapan Bantul.

D. SUMBER DATA PENELITIAN
Dalam penelitian aktivitas anak usia 0-2 tahun, peneliti menggunakan data primer, dengan metode sebagai berikut:
1. Metode Pengamatan (Observasi)
Metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap subjek yang diteliti.
2. Metode Wawancara (Interview)
Metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada pihak yang bersangkutan (orangtua) untuk mencari keterangan yang ada hubungannya dengan subjek yang diteliti.


3. Metode Kepustakaan
Pengumpulan data dengan cara membaca buku dan browsing internet yang berhubungan dengan subjek yang diteliti.





























BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN HASIL

A. LAPORAN PENELITIAN ANAK UMUR 0-2 PADA LAKI-LAKI
Di Daerah Tegal rejo Banguntapan Bantul, peneliti menemui anak usia 0-2 tahun dengan inisial Z. Usianya yang hampir 2 tahun, z ini sudah dapat berjalan, giginya sudah tumbuh meski hanya 8 (atas 4 bawah 4). Anehnya belum lancar berbicara, karena di umur 12 bulan ini si Z sudah dapat berjalan, jadi bicaranya agak begitu kurang lancar.
Z ini memiliki nafsu makan yang rendah, hanya minum air susu ibu (ASI) saja, meskipun si ibu mencoba mengasih makan sebagai pendamping ASI. Ibu si Z ini termasuk ibu yang sibuk sehingga anak diberi susu formula ketika di tinggal ibunya bekerja.
Si Z ini lebih condong ke perilaku bapaknya, karena ketika si Z bersamanya ibunya segala bentuk perilaku selalu di larangnya, sementara jika bersama bapaknya si Z ini lebih bisa leluasa untuk melakukan sesuatu. Contoh konkritnya, bapak si Z adalah sopir, ketika si anak diajak bapaknya bekerja dia selau berada di depan dan memperhatikan perilaku bapaknya ketika menyetir. Hal ini ditiru si Z ketika mobil berhenti dan memperagakan layaknya sopir.
Di usia hampir 2 tahun ini Z, ketika akan kencing/berak sudah mampu memberi isyarat kepada orang lain terutama orang tuanya. Z ini ketika selesai mandipun sudah mampu memilih baju sendiri. Maksudnya jika baju gak sesuai keinginannya tidak mau.
Dalam keluarga ini, si Z yang hampir berumur 2 tahun orang tua sudah mengajari dengan pendidikan agama, meski si anak tidak di masukkan di sekolah PAUD (pendidikan anak usia dini).
Kemampuan verbal si Z masih kurang sempurna, jika dibanding pada anak perempuan, untuk kemampuan psikomotor si anak sudah mulai aktiv dengan bermain-main dengan temannya. Meskipun si anak ini paling kecil dalam bermain di lingkungan pertemanannya, karena temannya sudah ada yang TK bahkan SD.
Keinginan anak ini mulai harus dipenuhi, jika tidak terpenuhi anak ini akan menangis, hingga tertidur. Setelah bangun anak pun akan mulai menangis lagi, karena teringat akan sesuatu yang menjadikan keinginannya tidak terpenuhi.

B. LAPORAN PENELITIAN UMUR 0-2 TAHUN PADA PEREMPUAN
Di sebuah dusun Tegal Rejo,anak yang berinisial L, adalah anak yang berumur 22 bulan atau 2 tahun kurang 2 bulan ini. Kemampuan verbal si L sudah cukup banyak. Sudah hafal tentang do’a-do’a pendek, dan lancar bernyanyi lagu anak-anak.
Dari segi makannya, si L ini mempunyai pola makan seperti orang dewasa, dalam artian sehari 3x dan sangat senang sekali dengan susu formula, mekipun sudah minum ASI. Jadi, pertumbuhan fisiknya sangat cepat dan normal, tetapi peneliti dalam hal ini belun sempat mempertanyakan tentang berat badan si L.
Kelincahan dalam segi psikomotor si L cukup bagus, termasuk kategori intelegensi tingkat tinggi dibandingkan anak usia sejajarnya. Karena si L ini sering berteman dengan tetangga rumahnya yang sekolah di PAUD, jadi mulai bernyanyi mengenal warna dengan bahasa inggris dan belajar mengaji sudah cukup baik.
Orang tua si L hanya membimbing dan mengarahkannya, karena 24 jam waktu orang tua di habiskan bersama anak. Pekerjaan orang tua yang menjaga toko bahan bangunan di rumahnya.
Kedekatan si L dengan orang tuanya sangat dekat, terutama bapaknya. Karenanya bapaknya beranggapan bahwa jika pakaian anak dari kecil di cuci orang tuanya (bapak) maka si anak ini akan semakin dekat dengan bapaknya. Demikian tadi penuturan si bapak kepada peneliti.
Si L ini jarang tidur siang, lebih banyak menghabiskan waktu siangnya dengan bermain. Maka sekitar jam 19. 00 anak sudah mulai tidur karena kecapekan.
Di daerah Tegal Rejo ini, termasuk mempunyai komunitas anak yang banyak, jadi banyak jajanan yang lewat. Mulai dari siomay, bakso maupun es krim. Tetapi si L ini tidak terbiasa dengan jajanan yang lewat, karena orang tua menanamkan semenjak dini tentang pelarangan mengkonsumsi jajanan yang lewat depan rumah, bukan karena orang tua yang tidak mampu, hanya saja tidak ingin si anak diperkenalkan dengan jajanan yang mengandung bahan-bahan kimia dan unsur gizi yang tidak jelas. Orang tua lebih suka anaknya di berikan makanan hasil masakan sendiri, yang sudah jelas kandungan gizi dan protein yang dibutuhkan si anak.






















BAB IV
PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN ANAK 0-2 TAHUN

Dari saat kelahiran, sampai anak dapat berbicara, mereka disebut sebagai bayi (infant). Pada awal kelahirannya, bayi menghabiskan waktunya dengan tidur. Mulanya tidur dapat berlangsung sepanjang hari dan malam, namun setelah beberapa bulan tidur bayi menjadi lebih terpola mengikuti siang dan malam.
Bayi memiliki penglihatan yang buruk, dapat melihat tetapi kabur. Untuk memperoleh perkembangan bayi yang lebih optimal pada tahap selanjutnya, bayi membutuhkan stimulasi dari luar.
Awal dua tahun pertama setelah kelahiran bayi merupakan periode sensori motorik. Pada tahap ini, bayi belajar untuk meningkatkan kemampuan penginderaan dan kemampuan motoriknya yang penting untuk melatih kemampuan berpikirnya kelak.
Ketrampilan motorik kasar meliputi kegiatan otot-otot besar seperti menggerakkan lengan dan berjalan. Pada saat lahir hayi tidak memiliki koordinasi dada dan lengan dengan baik, bulan pertama bayi dapat mengangkat kepalanya dari posisi tengkurap, usia 3 bulan ia mulai dapat menggunakan lengan untuk menopang dadanya saat tengkurap, usia 3-4 bulan, mulai dapat berguling, usia 4-5 bulan dapat menopang sebagian berat badan dengan kaki mereka, usia 6 bulan bayi dapat duduk tanpa bantuan, dan pada usia 7-8 bulan mereka dapat merangkak dan berdiri. pada usia 10-11 bulan mereka mulai berjalan dengan kursi atau meja sebagai alat bantu, dan umumnya pada usia 12-13 bulan bayi dapat berjalan. Usia 13-18 bulan anak mulai berminat pada mainan yg dapat ditarik dengan tali/benang. Usia 18-24 bulan anak mulai susah payah berjalan/berlarisecaralebihcepat.
Anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga tiap anak dapat memperoleh perhatian khusus lewat permainan. Permainan yang bersifat olah raga yang melatih kemampuan fisik. Berbagai jenis permainan yang dapat dialkukan dengan tujuan mendidik anak. Permainan sebaiknya dapat melatih berbagai bagian otot sekaligus, dan melatih baik kemampuan motorik kasar maupun motorik halus. Anak dapat belajar berlari, melompat, memanjat dan lain-lain.
Menurut Piaget perkembangan Sensori Motor (usia0-2tahun). Dalam tahap ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri anak. Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya.Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah 'menangis'.
Menyampaikan cerita pada anak usia ini tidak dapat hanya sekedar dengan menggunakan gambar sebagai alat peraga, melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak (panggung boneka akan sangat membantu).
Perkembangan pada masa bayi:
1. Perkembangan fisik
2. Perkembangan bahasa
3. Perkembangan emosi
4. Perkembangan sosial
5. Perkembangan pengertian
6. Perkembangan moral dan tingkah laku, dan
7. Perkembangan kepribadian
Masa 0-2 tahun merupakan masa ketergantungan seluruhnya pada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Lambat laun anak ini menjadi lebih berdiri sendiri melalui belajar menguasai otot-ototnya sehingga ia dapat berjalan, berbicara, berpakaian dan bermain. Sejalan dengan kesanggupan untuk berdiri sendiri ini, berkembang pula sikap ingin bebas, ingin berdiri sendiri dan menolak pertolongan yang memanjakan.




























BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pola pertumbuhan bayi adalah sama bagi pria dan wanita selama tahun pertama. Pertambahan berat badan secara proporsional adalah lebihbesar dari pada pertambahan tinggi badan pada tahun kedua sebaliknya yang terjadi.
Dalam tahap usia 0-2 tahun perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri anak. Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya.Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi.



















DAFTAR PUSTAKA

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi perkembangan islami, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada) 2006.
Artikel, mengenali perkembangan anak, 22 desember 2010.
Budi andayani, Koentjoro, psikologi keluarga peran ayah menuju coperanting, (Yogyakarta: penerbit laros) 2007.
Winarno surahmat, Anwar syah, psikologi perkembangan, (Jakarta: PT. Karya Unipress).
www.multiply.com.

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls