Jumat, 20 Mei 2011

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM LIRIK LAGU “TOMAT(TOBAT MAKSIAT)” PADA ALBUM INGAT SHOLAWAT KARYA WALI BAND

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM
DALAM LIRIK LAGU “TOMAT(TOBAT MAKSIAT)”
PADA ALBUM INGAT SHOLAWAT KARYA WALI BAND




Proposal Skirpsi Ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah : Metode Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu : Dra. Sri Sumarni
Disusun Oleh:
Masriah ( 09410085 )

PAI F

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011































NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM
DALAM LIRIK LAGU “TOMAT(TOBAT MAKSIAT)”
PADA ALBUM INGAT SHOLAWAT KARYA WALI BAND


A. LATAR BELAKANG MASALAH

Musik pada hakikatnya adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya. Seni atau berkesenian pada dasarnya adalah hasil rekayasa (ciptaaan) manusia. Namun, rasa seni bukanlah hasil rekayasa. Rasa itu ada dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari diri setiap manusia. Musik dapat memberi perubahan dalam diri individu manusia, bahkan dapat membentuk karakter manusia, sejak manusia itu masih dalam rahim ibunya. Musik adalah cerminan sekaligus corong dunia. Dengan musik seorang dapat melihat dunia sekaligus bersuara kepada dunia. Musik Barat diilhami dengan budaya Barat, musik Melayu diilhami dari budaya Melayu, Musik Islam diilhami dari agama Islam. Karenanya, musik tidak lagi menjadi hiburan, melainkan mengandung nilai-nilai.
Dengan pemahaman demikian, maka dapat dicermati fenomena pembaratan dunia lewat musik, khususnya ke wilayah berpenduduk mayoritas Islam. Lewat musik, pendengar muslim dan muslimah disuguhi dengan budaya Barat secara terus menerus sehingga semakin lama semakin terpengaruhi untuk mengikutinya. Pendidikan harus tampil sebagai counter sekaligus bertanggung jawab mewujudkan masyarakat yang didalamnya tercermin nilai-nilai dan etika yang di junjung tinggi.
Dalam konteks islam, arah pendidikan terdiri dari intelektualitas, moralitas dan profesionalitas.Dengan demikian, maka pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang mutlak dibutuhkan. Karena dengan pendidikan efek negative yang timbul dari arus modern akan dapat dibendung atau paling tidak dapat diminimalkan. Pendidikan bukanlah suatu aktivitas yang bebas nilai ,melainkan suatu misi sadar yang sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaan terhadap moralitas dan hokum adalah salah satu hal penting yang harus dikembangkan dalam dunia pendidikan, disamping pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Pendidikan Islam memberikan tekanan sangat besar pada pengembangan aspek moralitas disamping aspek-aspek lainnya seperti intelektualitas dan profesionalitas. Hal ini dikarenakan pendidkan islam menekanakan pada pembentukan manusia yang berakhlak mulia.
Arah pendidikan diatas menunjukkan nilai ajaran pendidikan Islam yang sebenarnya tidaklah menolak ilmu pengetahuan dan tehnologi karena tidak bias diingkari eksistensi pendidikan islam senantiasa bersentuhan dengan realitas yang mengitarinya.
Tradisi pemikiran islam mengambil sikap terbuka kepada ilmu pengetahuan dan tehnologi sebagaimana sikap kaum muslimin yang spontan menghargai, mengadaptasi dan memanfaatkan ilmu pengetahuan. Namun sikap terbuka itu harus senantiasa diimbangi dengan usaha untuk menjunjung tinggi nilai, harkat dan moralitas kemanusiaan, mengingat ajaran islam sebagai agama kemanusiaan.
Pendidikan merupakan sarana penyebaran nilai-nilai ajaran agama yang menjadi medium bagi terjadinya transformasi nilai dan ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai pencetus corak kebudayaan dan peradaban manusia.Pendidikan juga diarahkan sebagai upaya pengembangan dan pembinaan seluruh potensi manusia tanpa terkecuali serta tanpa prioritas dari sejumlah potensi yang ada, sehingga manusia mampu menghadapi tantangan zamannya. Maka jelas pendidikan adalah kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi.
Hakikat dari pendidikan Islam adalah pendidikan akhlak, sebagaimana yang dikatakan Muhammad Athiyah al-Aabrasyi bahwa hakikat pendidikan islam adalah seperti apa yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh nabi Muhammad S.A.W, yaitu pembentukan moral yang tinggi tanpa mengabaikan pendidikan jasmani, akal dan ilmu praktis.
Diantara sumber-sumber yang menjadi dasar serta rujukan pendidikan islam adalah Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dari sumber itulah kemudian terurai nilai-nilai pendidikan Islam yang hendak di transformasikan. Penulis melihat bahwa nilai-nilai pendidikan islam tidak saja dapat ditemukan dari Al-Qur’an dan Al-Hadits, namun juga dari teks-teks karya sastra manusia. Hal ini berangkat dari asumsi bahwa dalam sebuah karya sastra apapun bentukya selalu disisipkan sejumlah nasehat. Sedang untuk dapat menemukan pesan apa yang disampaiakan akan sangat terkait dengan kritik sastra.
Salah satu hal yang terpenting dalam sebuah musik adalah keberadaan lirik lagunya, karena melalui lirik lagu pencipta atau biasa disebut dengan musisi ingin menyampaikan pesan yang merupakan ekspresi terhadap apapun yang ia rasakan terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar, dimana ia ikut berinteraksi di dalamnya. Jadi sebuah lirik lagu bukanlah rangkaian kata-kata indah semata, tetapi lebih dari itu lirik lagu merupakan representasi dari realitas yang dilihat atau dirasakan oleh si pencipta. Realitas inilah yang mengilhami seorang pencipta dalam membuat lirik lagu. Salah satu realitas yang ada di masyarakat kita saat ini dan yang menarik perhatian penulis adalah fenomena religius.
Berkembangnya nilai-nilai religius tidak hanya dapat dijumpai pada tayangan atau sinetron televisi, tetapi juga pada musik dan lagu. Nuansa-nuansa musik religi kini menjadi lebih cair. Bahkan Opick dengan lagu-lagu religinya berhasil mendapatkan platinum. Dan dapat dilihat juga bagaimana group band GIGI, Ungu, Wali, ataupun Slank, tidak canggung dalam menyanyikan lagu-lagu yang bernafaskan religius. Dan yang lebih menarik mereka membawakannya dengan corak musik yang memang menjadi ciri khas mereka sebelumnya. Menurut musisi Dwiki Darmawan, perkembangan tembang-tembang religius dari musisi tanah air menandakan kesadaran beragama yang meningkat di kalangan musisi tidak hanya pada saat bulan Ramadhan dan lebaran saja, tetapi kebutuhan manusia dalam mencari “keseimbangan” antara emosional dan spiritual adalah sepanjang hidupnya.
Lirik sebuah lagu merupakan kunci utama meski tidak dipungkiri sentuhan musik tidak kalah pentingnya untuk menghidupkan lagu tersebut secara keseluruhan. Untuk menyampaikan sebuah pesan tidak hanya tulisan yang dijadikan acuan sebagai tanda untuk berinteraksi dalam menyikapi pesan tersebut, tapi makna yang terkandung di dalam pesan tersebut yang bisa menggugah. Dan bukan hanya instrument ataupun vokalika yang mendukung tapi faktor moment ketika pesan itu kapan harus disampaikan.
Demikian halnya dengan musik sebagai sumber inspirasi. Dalam keadaan senang, sedih dan jatuh cinta, musik bisa menjadi motivator tersendiri. Beranjak dari pola pikir semacam itu, Wali Band grup musik bergenre lokal pop kreatif yang terbentuk pada 31 Oktober 1999 memberanikan diri menggapai mimpi untuk eksis berkarya dalam blantika musik Indonesia dengan meluncurkan album debut bertajuk “Orang Bilang” 26 Maret 2008 di Nagaswara. Digawangi Faank (vokal), Apoy (gitar), Tomi (drum), Ovie ((keyboard & synt), serta NuNu (bass), Wali mengandalkan lagu Dik sebagai hit single selain beberapa single seperti Emang Dasar, Orang Bilang, Tetap Bertahan dan Egokah Aku, sedangkan bintang sinetron Shireen Sungkar didaulat menjadi model video klipnya. Lagu Dik yang bercerita tentang ungkapan kasih sayang abadi seorang terhadap pasangannya ditulis Apoy sebagai songwriter.
Semenjak mendapat respon yang luar biasa, Wali dianggap berhasil menancapkan karirnya di scene musik lokal. Terbukti, tiga single yang diluncurkan di album Orang Bilang, yaitu Dik, Egokah Aku, Emang Dasar & Aku sakit berhasil memikat banyak orangnya. Terbukti, angka aktivasi Ringbacktone (RBT) tembus hingga 4 juta download lebih. Hasil ini tentunya menjadi sebuah prestasi yang tidak bisa dipandang remeh.
Wali sendiri berasal dari kata yang amat memasyarakat yang berarti wakil. Dinamakan Wali karena salah satunya mudah diucapkan oleh semua orang. Sisi lainnya adalah Wali dengan segala keterbatasan yang ada berharap bisa mewakili segenap perasaan dan curahan hati manusia. Dan di tengah-tengah persaingan produksi musik, syair lagu yang ditelorkan Band Wali memiliki makna. Tidak cuma sekedar menulis dan menyanyi, tapi setiap lagunya berisi ajakan ke hal-hal positif. Meskipun kita kadang tidak memperdulikan pesan lagunya, tapi setidaknya Wali ini sudah menunaikan perannya sebagai anak band jebolan UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, yang disebut-sebut sebagai kampus Islam.
Tidak hanya mengeluarkan dua album tersebut saja, Wali juga mengeluarkan album bertema religi berjudul Ingat Sholawat untuk menyambut nuansa Ramadhan dengan baik dan benar. Single religi tersebut berjudul Mari Sholawat dan Tomat (Tobat Maksiat). Tanpa berusaha menggurui atau mendoktrin. Justru tampil dengan nuansa santai dengan aransemen musik yang mudah di cerna.
Bahkan di album ini, mereka juga meluncurkan idiom-idiom baru, yang juga mempunyai makna dan pesan yang kuat. Seperti tampak pada lagu bertitel ‘’Tomat (Tobat Maksiat)’’. Sebuah ajakan dengan nuansa yang ringan akan lebih cepat sampai dan lebih mudah diterima. Apalagi jika disisipkan dengan nuansa komedi. Ketertarikan peneliti memilih Wali sebagai obyek dalam penelitian ini adalah karena Wali merupakan salah satu grup band yang terbilang tidak baru di kanca permusikan Indonesia namun tetap memilki eksistensi yang baik dalam berkarir di dunia musik. Serta berbagai penghargaan yang mereka terima menandakan bahwa Wali banyak diminati oleh pecinta musik Indonesia.
Dari sekian banyak lirik lagu Wali, penulis tertarik untuk melakukan sebuah studi semiologi pada karya Wali yang berjudul “Tomat (Tobat Maksiat)” dalam album “Ingat Sholawat”. Sebagaimana syair lagunya:
Dengarlah hai sobat
Saat kau maksiat
Dan kau bayangkan ajal mendekat
Apa kan kau buat
Kau takkan selamat
Pasti dirimu habis dan tamat
Bukan ku sok taat
Sebelum terlambat
Ayo sama-sama kita taubat
Dunia sesaat
Awas kau tersesat
Ingatlah masih ada akhirat
Astafighrullahal’adzim
Reff:
Ingat mati, ingat sakit
Ingatlah saat kau sulit
Ingat ingat hidup cuman satu kali
Berapa dosa kau buat
Berapa kali maksiat
Ingat ingat sobat ingatlah akhirat
Cepat ucap astafighrullahal’adzim
Pandanglah ke sana
Lihat yang di sana
Mereka yang terbaring di tanah
Bukankah mereka
Pernah hidup juga
Kita pun kan menyusul mereka
Begitulah kiranya syair lagu Wali yang berjudul “Tomat (Tobat Maksiat)” yang memiliki nilai-nilai keislaman yang mengajak pada umat Islam khususnya untuk bertobat dan menjauhi maksiat serta kembali ke jalan yang benar karena kita harus ingat akan adanya siksa di akhirat.



B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan beberapa pokok masalah sebagai berikut:
1. Nilai-nilai pendidikan Islam apa saja yang terkandung dalam Lirik Lagu “Tomat (Tobat Maksiat)” yang dipopulerkan oleh grup band Wali”?
2. Bagaimanakah Relevansi Nilai-nilai pendidikan Islam dalam Lirik Lagu “Tomat (Tobat Maksiat)” dengan pendidikan Islam?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengkaji dan meneliti nilai-nilai pendidikan Islam apa saja yang terkandung dalam Lirik Lagu “Tomat (Tobat Maksiat)” yang dipopulerkan oleh grup band Wali”?
b. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Lirik Lagu “Tomat (Tobat Maksiat)” dan relevansinya terhadap pendidikan Islam?
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan masukan pada perkembangan serta pendalaman studi komunikasi mengenai analisis semiologi pada lirik lagu.
b. Manfaat praktis
Membantu pembaca dan penikmat musik dalam memahami lirik lagu “Tomat (Tobat Maksiat)” yang dipopulerkan oleh Wali band, dan diharapkan dapat menjadi kerangka acuan bagi pencipta musik agar semakin kreatif dalam menggambarkan suatu lirik lagu.
E. TINJAUAN PUSTAKA
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurnya penciptaanya, dibandingkan dengan manhluk yang lain. Kelebihan tersebut adalah manusia mempunyai akal, intuisi dan imajinasi, sehingga manusia mampu berkarya, berbudaya dan berperadaban khususnya dalam bentuk sastra.
Beberapa tulisan tentang kritik sastra banyak ditemukan di berbagai literatur baik buku, skripsi, majalah, dll. Beberapa literatur yang penulis temui dalam kaitannyya dengan Skripsi ini antara lain:
1. Skripsi berjudul “Nilai-nilai pendidikan Islam dalam Syair Nashid Raiha” Karya Nadhiroh, jurusan Pendidikan Agama Islam mahasiswa fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2007. skripsi ini berisikan tentang senandung rasa syukur dan semangat keislaman serta mengajak perilaku baik.
2. Skripsi berjudul "Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Syair Lagu Rhoma Irama" karya Syukron Makmun, mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang mengungkap nilai-nilai pendidikan Islam secara menyeluruh, baik dari sisi aqidah, syari'ah maupun akhlak.
3. Skripsi berjudul “ Representasi Dakwah Dalam Lirik Lagu “ TOMAT (Tobat Maksiat” pada album Ingat Sholawat Karya Wali band, karya Dinny Arisoffi Wulandari UPN “VETERAN” Jawa Timur Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi, 2010. Berisikan tentang pesan dakwah yang disampaikan kepada setiap manusia untuk kembali ke jalan Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya.


F. LANDASAN TEORI
para ahli sering menyebutkan bahwa pendidikan Islam sebagai pendidikan nilai, yaitu upaya menstranformaskan nilai-nilai yang dikandung dalam pokok-pokok ajaran Islam ke dalam kepribadian peserta didik agar menjadi insan kamil. Konsep-konsep tersebut antara lain:
1. Nilai
Nilai adalah suatu makna yang terkandung dari setiap perilaku. Nilai adalah suatu penetapan atau suatu kualitas suatu objek yang menyangkut suatu jenis minat. Pendapat lain menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang menarik bagi manusia. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai adalah segala sesuatu ketentuan yang telah disepaki oleh manusia menyangkut kualitas suatu objek.
2. Pendidikan Islam
Dalam Bahasa Arab, ditemukan beberapa istilah yang berkaitan dengan konsep pendidikan. Bahwa kata ta’lim berasal dari kata ‘allama yang diambil dari bahasa Arab, lebih sepadan diartikan sebagai pengajaran. Kemudian menurutnya kata ta’dib yang dipopulerkan oleh Syed Muhammad Naqib al-Attas. Kata ini seakar dengan kata tabyin, kata yang diperkenalkan oleh Ismail Raji al-Daruqi, yang pada umumnya bermakna penerangan, penjelasan, dan pencerahan manusia melalui kebenaran Ilahi. Kemudian menurutnya, selain itu kata tarbiyah, diungkapkan oleh al-Maududi, berasal dari kata ¬al-rabb di dalam al-Qur’an bisa bermakna pendidikan, bantuan, peningkatan, menghimpun, memobilisir, mempersiapkan, tanggung jawab, perbaikan, pengasuhan, keagungan, kepemimpinan, wewenang pelaksanaan perintah.
Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Arab yaitu: “tarbiyah“ dengan kata kerja “¬rabb”. Sedangkan pendidikan Islam adalah “Tarbiyah Islamiyah”.
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Lebih lanjut dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1 ayat 1 dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang diwujudkan secara sadar dan terencana untuk mendewasakan orang lain agar memiliki potensi yang berkualitas dan bermanfaat bagi diri, masyarakat bangsa dan negara serta memberikan arah hidup yang lebih baik.
Pendidikan Islam adalah upaya sadar untuk mengubah tingkah laku individu dan kehidupannya ke arah yang lebih baik dan berarti. M. Arifin memaparkan pendidikan Islam adalah sebuah yang secara operasional yaitu menjaga, memperbaiki, dan menumbuhkan, membina manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan mengangkat derajat.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah sebuah upaya terencana dalam membentuk kepribadian manusia muslim untuk mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik atas dasar nilai-nilai ajaran Islam demi mengangkat derajat.
Pendidikan menurut Hasan Langgulung dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu, dari sudut pandang individu dan masyarakat. Dari sudut individu pendidikan diartikan sebagai upaya untuk mengembangkan potensi individu, sedangkan dari sudut masyarakat pendidikan merupakan pewarisan nilai –nilai budaya oleh generasi tua kepada generasi muda.

3. Nilai-nilai Pendidikan Islam
Jika menelaah kembali pengertian pendidikan Islam, terdapat nilai-nilai yang terkandung di dalamnya , yaitu:
a. Nilai Aqidah (keyakinan) berhubungan secara vertikal dengan Allah SWT (Hablun Min Allah)
b. Nilai Syari’ah (pengalaman) implementasi dari aqidah hubungan horizontal dengan manusia (Hablun Min an-Naas).
c. Nilai Akhlaq (etika vertika horizontal) yang merupakan aplikasi dari aqidah dan muamalah.
Menurut Zakiah Drajat salah satu dari empat nilai pokok yang ingin disampaikan melalui proses pendidikan Islam yaitu nilai-nilai esensial. Menurutnya, nilai esensial adalah nilai yang mengajarkan bahwa ada kehidupan lain setelah kehidupan di dunia ini, untuk memperoleh kehidupan ini perlu ditempuh cara-cara yang diajarkan agama yatiu lewat pemeliharaan hubungan yang baik dengan Allah dan sesama manusia. Jadi, peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada dua nilai yang akan ingin ditanamkan melalui proses pendidikan dalam ajaran agama Islam yaitu: nilai tentang ketaatan kepada Allah SWT dan nilai yang mengatur hubungan sesama manusia.
Dalam konteks ini, nilai yang dimaksudkan adalah nilai-nilai keislaman yang bersumber dari ajaran Islam. Beberapa penerapan langsung dalam konteks Pendidikan Islam adalah nilai-nilai yang mewujud dalam konsep ahlaqul karimah.
Sementara itu, pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan jiwa rohani dan jasmani seseorang menurut ajaran Islam dengan hikmah, mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengawasi berlakunya suatu ajaran. Pendidikan Islam diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadi, social, serta alam sekitarnya, melalui proses pendidikan yang dilandasi dengan nilai-nilai islami. Dengan kata lain, pendidikan Islam adalah proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada diri anak melalui penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya.
Dari definisi diatas, maka pendidikan Islam merupakan transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada anak didik melalui penumbuhan dan pengembangan rohani dan jasmani guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup yang dilandasi nilai-nilai Islami. Adapun nilai pendidikan tersebut adalah meliputi pikiran, perasaan dan tindakan manusia bersumber dari konsep tujuan pendidikan Islam. Disini penulis mengasumsikan bahwa lagu TOMAT ”Tobat Maksiat” terdapat nilai-nilai pendidikan Islam.


G. Metode Penentuan Obyek Penelitian
Obyek penelitian dalam penulisan ini adalah lirik lagu “Tobat Maksiat” pada album Ingat Sholawat Karya Wali band, karya group band Ungu berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan Islam.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis termasuk dalam jenis penelitian pustaka, yaitu penelitian yang berusaha menghimpun data dari penelitian literature dan menjadikan ‘dunia teks’ sebagai obyek utama analisisnya.
Dalam penelitian ini penekanannya pada studi mengenai materi dan nilai-nilai pendidikan Islam dalam lirik lagu “TOMAT (Tobat Maksiat)” pada album Ingat Sholawat Karya Wali band, serta relevansinya dengan Pendidikan Islam, dengan menngumpulkan data-data dan konsep yang ada keterkaitannya, kemudian dituturkan dianalisis, diklasifikasikan, dan ditarik kesimpulan. Penelitian ini terutama dilakukan melalui media audio visual, yaitu lirik lagu “TOMAT (Tobat Maksiat)” pada album Ingat Sholawat Karya Wali band.



2. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua metode dalam pengumpulan datanya:
Pertama, metode dokumentasi, yaitu penulis menghimpun data dari berbagai literatur, baik perpustakaan maupun dari tempat-tempat lain, seperti browsing internet. Dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi kata-kata yang diambil dari buku, majalah, surat kabar dan lain-lain yang berkaitan dengan lirik lagu “TOMAT (Tobat Maksiat)” pada album Ingat Sholawat Karya Wali band.
Kedua, Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan menggunakan indra, terutama indra pendengaran dan penglihatan. Observasi sendiri dapat diartikan pencatatan dan pengamatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diselidiki. Metode ini digunakan peneliti untuk mendengarkan lagu “TOMAT (Tobat Maksiat)” dan melihat video klipnya. Pada album Ingat Sholawat Karya Wali band, sebagai acuan makna dan falsafah nilai islami dalam lagu tersebut.
3. Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul, kemudian di analisis dengan menggunakan metode pendidikan Islam pendekatan tersebut menggunakan sistem multiple approach. Diantaranya adalah: pertama, Pendidikan religius. Bahwa dalam lagu “TOMAT (Tobat Maksiat)” pada album Ingat Sholawat Karya Wali band terdapat nilai religi (Islam) mengingatkan pada semua untuk taubat dan adanya tiap manusia mengalami kematian, kedua Pendekatan scientific, bahwa manusia memiliki kemampuan kognitif dan afektif yang harus ditumbuh kembangkan.
Dalam proposal skripsi ini, penulis menyimak dan memahami syair-syair lagu “TOMAT (Tobat Maksiat)” pada album Ingat Sholawat Karya Wali band, yang menjadi sound track sinetron “Islam KTP” di SCTV, kemudian mengerai makna yang dikandungnya berdasarkan nilai-nilai Islam.
Sedangkan analisis deskriptif yaitu memberikan gambaran dan melaporkan apa adanya dengan proses analisis dari data-data yang diperoleh dari hasil penelitian . Dalam konteks ini penulis mendiskripsikan lagu “TOMAT (Tobat Maksiat)” pada album Ingat Sholawat Karya Wali band untuk menemukan karakteristik pesan islami.
Langkah-langkah analisisnya adalah sebagai berikut:
Pertama, penulis mengkategorikan data yang ada dalam lagu “TOMAT (Tobat Maksiat)” pada album Ingat Sholawat Karya Wali band dipandang mengandung nilai-nilai Pendidikan Islam.
Langkah Kedua, penulis mengklasifikasikan lagu “TOMAT (Tobat Maksiat)” pada album Ingat Sholawat Karya Wali band kedalam 3 kategori, (1) syair lagu yang berhubungan dengan nilai-nilai keimanan (2) nilai ibadah (3) dan tentang akhlak, ketiga, mengkolaborasikan ke-3 nilai tersebut secara acak.
Kategori keimanan , yaitu Astafighrullahal’adzim, akhirat, taubat, taat, Kategori Ibadah Ingat mati, ingat sakit, Ingatlah saat kau sulit, Ingat ingat hidup cuman satu kali, kategori Akhlak, Dengarlah hai sobat, Saat kau maksiat, Ayo sama-sama kita taubat.

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk memberikan gambaran pembahasan secara menyeluruh dan sistematis dalam proposal ini, akan di deskripsikan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II Berisi tentang biografi Wali Band, latar belakang sosial, serta karya-karya yang pernah dihasilkan.
BAB III Penulis mendiskripsikan nilai-nilai pendidikan Islam, yang meliputi pengeertian umum, komponen dasar dan nilai-nilai pendidikan Islam.
BAB IV Berupa analisis lagu “TOMAT (Tobat Maksiat)” pada album Ingat Sholawat Karya Wali band dengan metode Pendidikan Islam.
BAB V Penutup, berisi kesimpulan hasil penelitian dan kata penutup.

























DAFTAR PUSTAKA

Al-Syaibani, Muhammad, Omar, al-Toumi. 1979. Filsafat Pendidikan Islam. terj Hasan Langgulung. Yogyakarta: Bulan Bintang.
Arikunto, Suharsini. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.
Haitami, Salim, Moh. dan Mahrus, Erwin. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Pontianak: STAIN Pontianak Press.
H.M Arifin. 1993. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2132448-macam-macam-metode-pendidikan-islam/#ixzz1Mg4huxiD
Moloeng, Lexy, J. 2000. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Muhaimin dan Mujib, Abdul 1993. Pemikiran Pendidikan Isla. Bandung: Trigenda.
Sarjono dkk. 2004. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta: jurusan PAI Fak. Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
Tim Penyusun Kamus. 1994. Kamus besar bahasa Indonesia.
Yulis, Rama. 1994. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Kalam Mulia.

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls